oleh Yudhie Yarcho & Thomas More
belajar untuk melupakan
semua yang tentang engkau
tak ingin satupun
tersisa
biarlah, ikut bersama luka yang mengalir
tak ada lagi kenangan
telah tertimbun penat
karena terlampau dalam luka
yang tercipta
karenamu
4/17/11
4/10/11
Rumah Tanpa Pagar
oleh Juned Topan
Mungkin bougenvile mawar dan kaktus yang terkadang sedikit menggores luka
tapi kemuning melati dan kenanga mungkin membantu meredupkan gelisah
Duduklah di tamannya
di bawah pohon engkau akan mendengar prenjak saling bersahutan meningkahi teriknya siang hari
Memasuki terasnya
engkau akan menyaksikan sketsa wajah hitam putih yang berdebu
Tak ada hidangan yang tersaji
kendi di atas batu hitam yang telah di setubuhi embun pagi hari
tersimpan air pelepas dahagamu
Pergilah tak usah pamit
seperti halnya engkau datang tanpa salam
Makhlumi saja dia yang tak sempat menemanimu berbincang
sebab kerinduan telah menyandera jiwanya
sehingga tak ada waktu untuk selainNYA
Mungkin bougenvile mawar dan kaktus yang terkadang sedikit menggores luka
tapi kemuning melati dan kenanga mungkin membantu meredupkan gelisah
Duduklah di tamannya
di bawah pohon engkau akan mendengar prenjak saling bersahutan meningkahi teriknya siang hari
Memasuki terasnya
engkau akan menyaksikan sketsa wajah hitam putih yang berdebu
Tak ada hidangan yang tersaji
kendi di atas batu hitam yang telah di setubuhi embun pagi hari
tersimpan air pelepas dahagamu
Pergilah tak usah pamit
seperti halnya engkau datang tanpa salam
Makhlumi saja dia yang tak sempat menemanimu berbincang
sebab kerinduan telah menyandera jiwanya
sehingga tak ada waktu untuk selainNYA
Sajak Buntu
oleh Ki Gambuh R Basedo
Pikir buntualu membuncah
Kala sekarat kembara dientah
Sujud tanpa sajadah
Rindu tanpa jamah
Pada laut berkaca tanya lalu
Keruh air dari grojogan banjir
Sampah tumpah mencoreng wajah
Dengan apa mesti kau beningi hingga
Ombak menembaki jantung
Menampar kepala suwung
Bersapa ia,bahwa polah adalah ikhtiar
Sedang kehidupan telah diserah padamu
Rubahlah,rubah garis nasibmu sendiri
Cengeng !
Dimana akalmu kini?
Pikir buntualu membuncah
Kala sekarat kembara dientah
Sujud tanpa sajadah
Rindu tanpa jamah
Pada laut berkaca tanya lalu
Keruh air dari grojogan banjir
Sampah tumpah mencoreng wajah
Dengan apa mesti kau beningi hingga
Ombak menembaki jantung
Menampar kepala suwung
Bersapa ia,bahwa polah adalah ikhtiar
Sedang kehidupan telah diserah padamu
Rubahlah,rubah garis nasibmu sendiri
Cengeng !
Dimana akalmu kini?
Jiwa Membisu
oleh Arungbunne
Jiwa-jiwa membisu
di ruang-ruang pemujaan
sambil menikmati lezatnya sesajen
Jiwa-jiwa membisu
di ruang-ruang pemujaan
sambil menikmati wanginya kemenyan
Jiwa-jiwa membisu
di ruang-ruang pemujaan
tanpa rasa, tanpa nurani
haus darah, memangsa pemuja sendiri
Tidak cukupkah sesajen yang kuberikan?
Kurang wangikah kemenyan yang kupersembahkan?
Kairo,271110
Jiwa-jiwa membisu
di ruang-ruang pemujaan
sambil menikmati lezatnya sesajen
Jiwa-jiwa membisu
di ruang-ruang pemujaan
sambil menikmati wanginya kemenyan
Jiwa-jiwa membisu
di ruang-ruang pemujaan
tanpa rasa, tanpa nurani
haus darah, memangsa pemuja sendiri
Tidak cukupkah sesajen yang kuberikan?
Kurang wangikah kemenyan yang kupersembahkan?
Kairo,271110
Ruang Mewangi Surga
oleh Arungbunne
saat pertama kali aku mengetuknya
perlahan pintu kubuka
wow, ruangan beraroma wangi surga
di atas difan, seorang bidadari tersenyum mesra
bumi seakan bergetar
bak gempa melanda
seiring getar dada
saat dia menyapa
mataku dan matanya
saling kejar mengejar
hingga bertemu di sebuah persinggahan
berpadu hati berbicara
hingga hanyut dalam mimpimimpi indah
yang tak kan terulang lagi.
cairo, 9/4/11
saat pertama kali aku mengetuknya
perlahan pintu kubuka
wow, ruangan beraroma wangi surga
di atas difan, seorang bidadari tersenyum mesra
bumi seakan bergetar
bak gempa melanda
seiring getar dada
saat dia menyapa
mataku dan matanya
saling kejar mengejar
hingga bertemu di sebuah persinggahan
berpadu hati berbicara
hingga hanyut dalam mimpimimpi indah
yang tak kan terulang lagi.
cairo, 9/4/11
4/7/11
Setangkai Rindu
oleh Asyari Muhammad
Menjemputmu Ya: kekasih
dengan setangkai rindu
mawar merekah
melekat di jantungku
kau datang membawa cinta
melahirkan anak-anak firdaus
dari rahimmu yang suci
menjemputmu dengan kata-kata
aku tersipu malu
bergetar yang bergelora
dan ingin memelukmu
membina malam dengan rindu
: aku penuhi panggilanmu Ya : kekasih
membawa seikat rindu
menebarkan benih-benih surga
kemudian mendiami rumahmu
merajut kisah kasih
setangkai rindu sungguh indah
Jepara, 2011
Menjemputmu Ya: kekasih
dengan setangkai rindu
mawar merekah
melekat di jantungku
kau datang membawa cinta
melahirkan anak-anak firdaus
dari rahimmu yang suci
menjemputmu dengan kata-kata
aku tersipu malu
bergetar yang bergelora
dan ingin memelukmu
membina malam dengan rindu
: aku penuhi panggilanmu Ya : kekasih
membawa seikat rindu
menebarkan benih-benih surga
kemudian mendiami rumahmu
merajut kisah kasih
setangkai rindu sungguh indah
Jepara, 2011
AYO
oleh Ubay Baequni
Sesekali aku ingin bertaruh dengan tokek
Sehingga aku tahu
Suara siapa yang paling ditunggu-tunggu
Yang dianggap bisa menentukan masa depanmu
Cirebon, 14102010
Sesekali aku ingin bertaruh dengan tokek
Sehingga aku tahu
Suara siapa yang paling ditunggu-tunggu
Yang dianggap bisa menentukan masa depanmu
Cirebon, 14102010
o, wahai
oleh Dusone
o, wahai
kau kutuk aku dengan akal dan pengetahuan
lalu kau beri pilihanpilihan
padahal sudah kau sediakan hukuman
untuk setiap jawab yang tersampaikan
o, wahai
lalu kau beri aku perasaan
yang sebenarnya adalah ombangambing permainan
hingga aku jadi makhluk yang gamang
dalam laku perbuatan
o, wahai
aku tahu lagakmu yang purapura tak perhatian
tapi diamdiam sudah siapkan jebakan
dalam sukses dan kemakmuran
dalam tahta dan perempuan
o, wahai
terkutuklah aku dalam hidup dan matiku
yang tak pernah mampu membalas cinta-mu
o, wahai
kau kutuk aku dengan akal dan pengetahuan
lalu kau beri pilihanpilihan
padahal sudah kau sediakan hukuman
untuk setiap jawab yang tersampaikan
o, wahai
lalu kau beri aku perasaan
yang sebenarnya adalah ombangambing permainan
hingga aku jadi makhluk yang gamang
dalam laku perbuatan
o, wahai
aku tahu lagakmu yang purapura tak perhatian
tapi diamdiam sudah siapkan jebakan
dalam sukses dan kemakmuran
dalam tahta dan perempuan
o, wahai
terkutuklah aku dalam hidup dan matiku
yang tak pernah mampu membalas cinta-mu
Gelas Terakhir
oleh Rini Intama
Gelas terakhirku hari ini
setelah duduk berjam lalu
dan kutulis puisi dengan gemetar
November 2010
Gelas terakhirku hari ini
setelah duduk berjam lalu
dan kutulis puisi dengan gemetar
November 2010
Sajak Malam
oleh Walang Sungsang
rembulan condong ke barat
bintangbintang bertaburan
angìn dingin terasa meresap pori
menggigilah sunyi
rembulan condong ke barat
bintangbintang bertaburan
angìn dingin terasa meresap pori
menggigilah sunyi
Kabut
oleh Sayuri Yosiana
katamu, kotamu tak berkabut
penuh kerlap kerlip lampu
katamu, kotamu kota senja
dimana Tuhan percayakan mataharinya untuk tenggelam
hujan tlah berhenti, kereta kuda melintas pergi
aku berlari, diantara pagar duri
kabut di halaman rumah
membuta, menggigil
rumah sepi, berisi benda mati
tak ada jejak tertinggal
hanya sebuah bayang
tak mampu terhapus, tak mampu menghilang...
untukmu di kota senja
(Pappoji atikku, uddanika. Titip satu rindu utuh dan penuh!)
katamu, kotamu tak berkabut
penuh kerlap kerlip lampu
katamu, kotamu kota senja
dimana Tuhan percayakan mataharinya untuk tenggelam
hujan tlah berhenti, kereta kuda melintas pergi
aku berlari, diantara pagar duri
kabut di halaman rumah
membuta, menggigil
rumah sepi, berisi benda mati
tak ada jejak tertinggal
hanya sebuah bayang
tak mampu terhapus, tak mampu menghilang...
untukmu di kota senja
(Pappoji atikku, uddanika. Titip satu rindu utuh dan penuh!)
Beban Rindu
oleh Arungbunne
di sini, di atas tilam resah
setumpuk rindu
menanti kehadiranmu
hari demi hari kian berlalu
namun, tak jua datang kabarmu
sekedar menyapa hati yang mulai membisu
hanya kelebak bayangmu
sesekali menyelinap di balik angan-anganku
semakin menambah beban rindu di hatiku
kairo, 241110
di sini, di atas tilam resah
setumpuk rindu
menanti kehadiranmu
hari demi hari kian berlalu
namun, tak jua datang kabarmu
sekedar menyapa hati yang mulai membisu
hanya kelebak bayangmu
sesekali menyelinap di balik angan-anganku
semakin menambah beban rindu di hatiku
kairo, 241110
Sajakku Terdiam III
oleh Ateng Ais
kembali pulang dalam bayang bayang kata
lalu menitipkan surat yang masih tersimpan
untuk hujan yang terus berduka
mengalir tanpa balas dan makna
terus mengalir penuh warna
kembali pulang dalam bayang bayang kata
lalu menitipkan surat yang masih tersimpan
untuk hujan yang terus berduka
mengalir tanpa balas dan makna
terus mengalir penuh warna
Rindu Masa 'Doeloe'
oleh : Kirana Noer
ku rindu tanah pertiwiku yang dulu
rimbun belantara yang menyejukkan
hijau daun yang menyegarkan pandangan
kasih sayang yang terjalin antar sesama
rukun damai dan tentram
tanah airku
kini kau terasa gersang
panas kehausan yang terasakan
perdebatan yang tak ada penghujungnya
meninggalkan luka dan lara diantara yang lainnya
berlomba lomba mencari mimpi sesaat
berebutan mencari pangkat dan martabat
darah tertumpah, airmata membanjir akibat perpecahan
tanpa peduli tangisan, rintihan, ratapan mereka yang terinjak
bumi pertiwiku akankah kau kembali seperti dulu
ku merinduimu bumi pertiwiku
ku rindu tanah pertiwiku yang dulu
rimbun belantara yang menyejukkan
hijau daun yang menyegarkan pandangan
kasih sayang yang terjalin antar sesama
rukun damai dan tentram
tanah airku
kini kau terasa gersang
panas kehausan yang terasakan
perdebatan yang tak ada penghujungnya
meninggalkan luka dan lara diantara yang lainnya
berlomba lomba mencari mimpi sesaat
berebutan mencari pangkat dan martabat
darah tertumpah, airmata membanjir akibat perpecahan
tanpa peduli tangisan, rintihan, ratapan mereka yang terinjak
bumi pertiwiku akankah kau kembali seperti dulu
ku merinduimu bumi pertiwiku
Subscribe to:
Posts (Atom)